Sebuah kelompok memiliki "Sejumlah kecil orang dengan keterampilan yang saling melengkapi yang berkomitmen untuk tujuan yang sama, tujuan kinerja, dan mereka menyatukan diri serta saling bertanggung jawab."
Saya pernah membaca salah satu cara pembentukan sebuah kelompok dengan teori tahap pembentukan kelompok Tuckman.
from : https://topazsmartd.files.wordpress.com/2014/05/63.jpg |
Forming - Anggota kelompok diperkenalkan
Storming - transisi kelompok dari "as is" untuk "to be"
Norming - kelompok mencapai kesepakatan mengenai proses "to be"
Performing - kelompok telah menetapkan kedudukan dan harapan
Adjourning- kelompok berbagi proses penyempurnaan dengan orang lain
Tahapan yang tampaknya jelas tetapi untuk dilakukan sebenarnya sulit. biasanya dikarenakan Peserta ingin langsung ke tahap Performing tanpa melalui 3 tahap sebelumnya. Tahap Forming relatif mudah. Tahap Storming sulit dan banyak menyebabkan kegagalan kelompok. Performing tampaknya mudah setelah proses Norming selesai.
Tapi masalah sebenarnya adalah bagaimana mengenali kapan suatu tahap selesai. Apa anggota kelompok yang setuju bahwa tahap selesai kah? atau Leadernya yang menyatakan bahwa tahapan itu selesai? Lalu dengan mudahnya pindah ke tahap selanjutnya?
Definisi dari "exit criteria" antara tahap perlu ditetapkan sebelum kelompok mencapai akhir tahap. seperti tadi, tampaknya jelas tetapi sangat sulit untuk dilakukan.
FORMING
1. Tahap resmi pembentukan kelompok.
2. Setiap orang mencoba untuk mencari tahu apa konsep kelompok.
3. di awal pemimpin mungkin diam mengambil kendali tersebut.
4. Kelompok ini biasanya masih positif - untuk sebagian besar karna masih pertemuan awal.
5. No one has offended di sini (belum).
6. Karena ada begitu banyak terjadi yang mengalihkan perhatian anggota 'di awal, biasanya kelompok menyelesaikan sedikit, jika ada masalah yang menyangkut tujuan proyek itu. Ini adalah hal yang normal.
7. Jangan lupa dengan "Exit Criteria"
STORMING
1. Para Leader yang tadinya diam mungkin beradu untuk kontrol kelompok.
2. Akan ada orang tidak setuju dan mungkin menyalahkan konsep kelompok, mengatakan kalau itu tidak bekerja.
1. Perlu untuk mengatur bagaimana mendengar dan menyatukan perbedaan, atau kalau perlu dilakukan "take separate 1–on–1’s with people"
2. Biasanya terjadi yang namanya :
• Menolak tugas.
• Menolak meningkatkan kualitas pendekatan yang disarankan oleh anggota lain.
• Fluktuasi tajam dalam sikap tentang kelompok dan kesempatan proyek sukses.
• Berdebat antara anggota bahkan ketika mereka setuju pada masalahyang ada.
• Defensif, kompetisi, dan sisi memilih. Mempertanyakan kebijaksanaan dari orang-orang yang dipilih proyek ini dan menunjuk anggota lain dari kelompok.
• Menetapkan tujuan yang tidak realistis.
• Perpecahan, peningkatan ketegangan, dan kecemburuan.
3. Banyak tekanan di atas menunjukkan anggota kelompok memiliki sedikit energi dihabiskan untuk kemajuan menuju tujuan kelompok.
4. Tapi disini mereka mulai memahami satu sama lain. Fase ini kadang-kadang membutuhkan 3 atau 4 kali pertemuan sebelum tiba di fase Norming
5. Exit Criteria
NORMING
1. Kelompok ini mulai bekerja sama dengan baik, dan telah berbalik dari fase 'storming ".
2. Mereka mungkin mulai "membuka" konsep kelompok untuk orang lain yang tidak dalam kelompok dan akan sangat menikmati peran dirinya atau kelompok.
3. Seringkali, kelompok akan mengalami lagi proses antara "storming" dan "norming" ketika masalah muncul.
4. Kemunduran akan ada sedikit demi sedikit tapi kelompok akan bangkit kembali ke "norming" dengan cara yang lebih cepat sebagai kelompok yang matang.
5. Para Natural Leader pada tahap ini mungkin bukanlah orang-orang yang "terlihat" di tahap 1 & 2 (orang ini mungkin tidak lagi memiliki peran utama resmi dalam kelompok.)
6. Kelompok ini masih membutuhkan arahan Leader utama, tetapi tidak sebanyak storming.
7. Norming mencakup :
• Kemampuan untuk menyampaikan kritik yang membangun.
• Menerima keanggotaan dalam kelompok.
• Berupaya untuk mencapai keselarasan dengan menghindari konflik.
• Biasanya ada pengakuan pada satu sama lain, dan berbagi masalah pribadi.
• Membangun perasaan kekompakan kelompok, semangat untuk mencapai tujuan.
• Membangun dan mempertahankan aturan kelompok.
8. Sebagai anggota kelompok, segera memulai bekerja di luar perbedaan mereka, mereka sekarang memiliki lebih banyak waktu dan energi untuk dihabiskan pada proyek.
9. Exit Criteria
PERFORMING
1. Ini adalah tingkat di mana mereka menjadi kelompok berkinerja tinggi.
2. Mereka dapat diberikan proyek-proyek baru dan tugas dan mencapai keberhasilan, dan sangat jarang jatuh kembali ke dalam fase "storming". Pada tingkat ini, kelompok ini mengambil pekerjaan baru untuk mereka sendiri, dan selling it to other.
3. Pada tingkat ini, kelompok biasanya dapat mengambil anggota baru satu atau dua untuk meringankan kerja kelompok.
4. kebanyakan untuk dapat mencapai tahap ini dibutuhkan waktu 6 bulan.
5. Pertunjukan meliputi:
6. Anggota memiliki pandangan ke dalam proses pribadi dan kelompok, dan pemahaman yang lebih baik dari kelebihan dan kelemahan masing-masing. Membangun perubahan diri. Mampu mencegah atau melalui masalah kelompok. Dekat lampiran ke kelompok.
7. Di Tahap ini biasanya:
• Anggota memiliki pandangan dalam proses pribadi dan kelompok, dan pemahaman yang lebih baik tentang kelebihan dan kelemahan masing-masing.
• Membangun perubahan diri.
• Mampu mencegah atau melalui masalah kelompok.
• Semakin dekat dengan kelompok.
8. Kelompok ini sekarang efektif, unit yang menyatu. Anda bisa tahu kapan kelompok anda telah mencapai tahap ini setelah anda mulai mendapatkan banyak pekerjaan yang dilakukan.
9. Exit Criteria
ADJOURNING
1. Kelompok berbagi proses perbaikan selama fase ini.
2. Ketika kelompok akhirnya menyelesaikan pengarahan terakhir, there is always a bittersweet sense of accomplishment ditambah dengan keengganan untuk mengucapkan selamat tinggal.
3. Banyak hubungan yang tercipta dari kelompok ini yang bisa bertahan untuk masa selanjutnya.
Pembentukan tim biasanya mengikuti tahap mudah dikenali, yang dikenal sebagai "forming, storming, norming, and performing.". Teori Bruce Tuckman, yang menciptakan frase mengesankan ini, kemudian menambahkan tahap kelima, "Adjourning".Anda dapat menggunakan model Tuckman untuk membantu tim Anda mencapai tahap melakukan secepat mungkin.Pertama Anda mengidentifikasi tahap perkembangan yang ada di tim Anda. Kemudian, Anda menggunakan strategi untuk dapat melalui ke tahap berikutnya dalam proses pembentukan tim. Dengan fokus dan kerja keras, Anda akan segera memiliki tim berkinerja tinggi.
#PsikologiIndustri #TeknikIndustri #Leader #Leadership
Simple Rules to Being a Leader
Tuesday, May 03, 2016Leader (https://www.entrepreneur.com/article/243861) |
Kejujuran adalah hal terpenting bagi seorang leader. Seorang leader yang baik harus dapat dipercaya. Ketika orang lain mengetahui bahwa Anda dapat dipercaya, mereka akan bisa mengandalkan apa yang Anda lakukan dan Anda akan dihormati.
Anda (seorang Learder) harus dapat melihat (mengenali) bakat yang berbeda dari pekerja-bawahan Anda. Prinsip ini agar dapat memaksimalkan seseorang untuk melakukan pekerjaan kecil.
Etika adalah bagian dalam bisnis yang sukses. Pelanggan akan terus datang kembali, atau percaya dengan Anda jika mereka tahu Anda peduli terhadap mereka. Dengan mengembangkan tanggung jawab terhadap karyawan perusahaan anda, Anda dapat mendorong orang-orang agar dapat lebih mengikuti aturan yang ada.
Bahkan para leader terbaikpun akan terkadang membuat kesalahan. Hanya saja mereka mampu mengakui kesalahan dan bekerja untuk memperbaikinya. Hal ini memungkinkan orang untuk melihat bahwa Anda hanyalah manusia yang terkadang membuat kesalahan.
Jika Anda berpikir Anda mampu menguasai semuanya, itu akan membuat Anda untuk melakukan kesalahan besar. Fokus atau perhatikan bidang Anda agar dapat meningkatkan keterampilan kepemimpinan Anda.
Bertanggung jawab atas pernyataan yang Anda keluarkan. Kepemimpinan dimulai dengan menjadi bertanggung jawab pada kata-kata dan tindakan. Ketika Anda membuat kesalahan, cobalah untuk memperbaiki itu. Jangan selalu meminta orang lain untuk membantu Anda meperbaiki masalah.
Leader yang sukses meluangkan waktu untuk mendengarkan tanggapan pekerja tentang masalah kerja. Mereka mungkin memiliki ide-ide untuk produk baru atau ide agar produksi dapat ditingkatkan. Jangan berpikir dua kali untuk meminta pendapat hanya karena Anda takut mendapatkan kritik. Dengan mereka bercerita tentang masalahnya dan mencoba untuk menemukan solusi memungkinkan mereka merasa seperti mereka dapat mempercayai Anda.
Seorang leader tidak harus sendirian. Leader harus mampu bekerja sama di kelompok dengan baik.
Tugas Anda sebagai seorang leader adalah menyatukan orang-orang untuk bisa bersama-sama dalam membuat keputusan yang tepat.
Anda perlu memastikan bahwa tim Anda merasa aman dan nyaman di lingkungan kerja mereka.
Pastikan Anda menjadi model perilaku yang diharapkan ada tim Anda. Jika Anda tidak stabil dan tidak dapat diandalkan, maka mereka- pekerja anda juga akan begitu. Jika Anda dapat dipercaya dan jujur Anda dapat mengharapkan karyawan Anda akan melakukan hal yang sama juga.
Bayangkan diri Anda sebagai seorang pemimpin- seorang leader, menentukan tujuan, dan menggunakan saran yang telah diberikan kepada Anda. It’s up to you about how much progress is needed to make you become a good leader. You have learned a few of the answers, and now you have to put the things you’ve learned into practice as you move ahead.
Leader (http://www.slideshare.net/cmoeinc/50-motivational-leadership-quotes) |
Berbicara
Job Satisfaction atau kepuasan kerja
adalah persoalan bervariasi. Biasanya tergantung pada pemikiran karyawan (pekerja).
Prilaku positif pada pekerjaan seseorang dinyatakan sebagai kepuasan kerja. Ini
adalah kondisi mental seseorang untuk setiap jenis pekerjaan. Seseorang mungkin
merasa kepuasan kerja dan sebaliknya orang lain mungkin merasa tidak puas untuk
pekerjaan yang sama, tergantung pada sikap mereka mengenai pekerjaan tersebut. Lebih
jelasnya lihat gambar di bawah ini, beberapa faktor untuk mencapai kepuasan
kerja.
Dari sisi
situasi ada faktor jenis pekerjaan dan peran di pekerjaan, kepuasan kerja itu
terjadi jika anda menjalani pekerjaan yang sesuai dengan tujuan anda. Sebagai contoh
seorang sales. Sales itu cenderungnya adalah dinilai baik tidaknya dari
pencapaian target yang ditentukan. Seorang sales memiliki tujuan untuk memenuhi target. Ternyata atasannya senang karena
bekerjanya bagus sales ini dijadikan manajer, tapi malah kebalikan, malah
kontraproduktif. Bahwa sales tersebut ketika menjadi manajer, seorang sales
performancenya menjadi turun. Kenapa? Dulu dia hanya fokus pada dirinya dan
tugas data target, tapi setelah menjadi seorang manajer- dia bukan mengurus
tantangannya lagi tapi mengurus tantangan orang-orang. Performanya menjadi turun
karna polanya berubah. Ini perlu dipahami juga bahwa harus hati-hati dalam
menentukan peran yang cocok di dalam perusahaan. Sales itu sifatnya solo
player, orang-orang solo itu orang yang biasa bekerja sendiri. Jadi performance
sebenarnya, orang sales dengan
timnya hanya bagi-bagi-bagi, dah
selesai, fokus dengan target. Kecendrungan jika dia menjadi seorang leader, dia
akan harus menentukan target, harus mengolah timnya, dan lainnya yang
menyebabkan bebannya berkali-kali lipat. Dan dampaknya prilaku dia tidak akan
membuat rekan-rekannya nyaman (biasanya kerjaannya marah-marah) haha.
Kemudian
ada faktor social – Kesenjangan. Anda merasa pekerjaan terlalu berat, sedangkan
orang lain yang posisinya sama dengan anda dapat fasilitas yang menunjang untuk
meringankan pekerjaan.Terus anda marah-marah ke bos,”ko dia dapet ini itu, saya
ga dapet, dan blab la bla”, itulah social factor, karena ternyata orang yang
dapat fasilitas tersebut adalah anak si bos (wajar kalo anak bos dapat
fasilitas banyak) hahaha.
Nah inilah yang sering terjadi masalah-masalah
seperti itu banyak yang tidak tau. Bayangkan yang bekerja di Perusahaan
Keluarga, semua anggota keluarga ada di perusahaan, “lah itu anaknya… lah itu
sepupunya” :’>. Jadi jika anda ada di dalam organisasi yang sifatnya
keluarga, anda berharap – (ga berharap apa-apasih atau lebih tepatnya jangan
berharap apa-apa haha) masalah karir dan sebagainya. Menarik nih, Jika bicara
perusahaan keluarga, anda harus juga tau karakteristik perusahaan keluarga itu
biasanya banyak yang tidak berhasil, saya bilang banyak yang tidak berhasil,
berarti ADA yang berhasil misal , perusaan Sidomunc*l, DJAR*M, dll. Namun yang perlu diperhatikan, kalau kita
bicara perusahaan keluarga pada saat tertentu itu tidak lagi boleh diisi oleh keluarga, jadi kalau pingin maju
leadernya jangan diisi oleh keluarga, tapi diisi oleh orang yang professional
(kecuali anggota keluarga itu memang sudah professional)
Kemudian
ada faktor lain seperti Stress – Justice (keadilan) – Support (dukungan), misal
anda tidak pernah didukung atasan anda, tidak pernah disapa itu karakteristik
situasional yang menjadi faktor mempengaruhi ketidakpuasan kerja.
Dari sisi
personal, ada beberapa faktor yaitu Affectivity
(perasaan anda), self Estem (konsep diri anda), dan Values (kebutuhan anda).
Values – Kebutuhan.
Anda
bekerja ditempat anda sekarang itu untuk mendapatkan penghasilan? Atau anda
bekerja disitu sebagai bagian dari mimpi anda?
Nah
itu adalaha prilaku yang berbeda nantinya. Jadi siapa yang diantara anda-anda
ini, yang bekerja di tempat anda sekarang sebagai bagian mimpi anda
selanjutnya? Atau hanya karna tuntutan hidup?
Mulai
untuk memikirkan apakah kebutuhan anda ini menjadi bagian dari tujuan(mimpi)
anda atau tidak. Bagi yang tidak bisa menjawab pertanyaan atau galau, kegalauan
yang luar biasa tersebut disebabkan karena anda TIDAK memiliki tujuan. Jangankan
tujuan, adakah yang membayangkan, diumur 70 tahun nanti anda menjadi apa? Atau
seperti apa sih? Apakah pada usia segitu, anda beraktivitas atau anda mungkin
sedang berbaring dengan kesakitan? Karena kita semua, “kita” melupakan bahwa
kita hidup saat ini untuk masa yang akan datang, jadi kita sering lalai, kita
sering Abuse atau menyakiti diri kita sendiri, kita pikir bahwa hidup kita itu
hanya untuk saat ini saja. Padahal yang kita lakukan sekarang adalah investasi
yang akan digunakan untuk masa tua nanti. Ini yang harus anda perhatikan,
karena anda tidak memiliki tujuan, jadi anda menyia-nyiakan hidup anda. Dan
memang sudah ada yang mengejar mimpinya melalui karir saat ini, ada sebagian
pula yang saat ini tidak tau sebenarnya mau kemana, dan hanya menjalankannya,
yang penting bisa makan – bisa hidup – bisa penghasilan – dan memiliki status
sebagai pegawai. Tapi anda akan menjadi lost in space, anda akan menjadi
tersesat karena tidak ada tujuan yang jelas.
Maka
anda akhirnya, karena tidak sesuai dengan situasi pekerjaannya – anda merasa
bahwa itu tidak cocok, kemudian anda akan bermalas-malasan dan menjadi
kontraproduktif. Artinya prilaku-prilaku tidak produktif itu terjadi karena
tidak sesuai dengan tujuan anda ATAU bahkan tidak tau tujuan anda. Salahnya
adalah “kenapa anda waktu awal atau pertama kali menerima pekerjaan itu?”.
Pertanyaan gini deh, lebih baik ngobrolin bos anda yang suka semena-mena atau
misalnya “utang” (hahaha, ada aja pasti yang ngobrolin ini). Ya tidak apa,
mengobroli utang anda dimana perusahaan anda tidak dapat mengatasi hutang anda.
Penghasilan anda tidak cukup untuk membayar hutang. Pertanyaannya adalah “yang
punya hutang siapa?”. Kenapa punya hutang? Hal ini terjadi karena itu tadi, kita
tidak bisa membedakan yang mana menjadi kebutuhan dan menjadi keinginan. Coba
aja deh yang baca ini (khususnya yang perempuan) silahkan buka lemari kalian,
cek di sana mana baju yang diinginkan
dengan baju yang dibutuhkan. Pasti banyakan baju yang diinginkan kan? coba anda
pisahkan baju yang anda butuhkan saja dengan yang anda tidak butuhkan, pasti
anda akan mengalami kesulitan. Nah itu karena anda tidak tau sebenarnya anda
mempunyai prilaku menyampah, coba bayangkan baju yang di lemari anda tidak
dipakai hanya dibiarkan, disayang-sayang kemudian di taruh kembali padahal
ketika anda keluarkan dan memberikan ke orang lain yang membutuhkan itu baju
pasti bisa lebih terpakai. Pasti ada yang berpikir “kami sudah lewati proses
milah-milah mana yang dibutuhkan saja dengan tidak, tapi tetap saja … *alasan
yang panjang*” Tetap saja seperti tadi artinya, kenapa orang banyak berhutang
itu karena dia tidak melihat kebutuhannya, yang dia lihat keinginannya saja.
Banyak hal-hal yang akhirnya menyebabkan kita nyampah karena kita tidak tau-
kebutuhan kita itu apa. Sebenarnya kita sudah lebih dari cukup, kita tak perlu
berhutang.
Karena kesalahannya adalah anda tidak pernah men-setting atau memulai semuanya dari akhir. Anda selalu memulai dari nol- mulai dari awal, awal itu nothing – awal itu tidak ada.
Coba anda mulai dari akhir, apa yang anda mau lakukan pada usia 70tahun. Misal “oh, pada usia 70 tahun saya sehat masih bisa berlari”, itulah yang harus bayangkan, bahwa kalau kita bicara pada usia 70 tahun kita masih sehat, masih bisa berlari dan masih bisa macam-macam saatnya sekarang Bagaimana anda mulai merancang kehidupan anda supaya sampai usia 70 tahun dalam kondisi yang sehat. Seperti jangan merokok, jangan mengopi, dan jangan begadang jika tidak diperlukan. Tapi jika anda begadang untuk men-setting masa depan anda, sedang merancang masa depan anda, Insha Allah begadang anda ada manfaatnya. Kebanyakan kita wasting (menyampah) pada kehidupan kita. Nah makanya kita menjadi tidak benar, tidak menjadi orang efektif, makanya dalam situasi seperti ini masuk dalam lingkungan kerja menjadi tidak nyaman membuat anda mengomongin perusahaan atau orang lain – ngomongin bos anda. Kehidupan anda jadi penuh dengan gibah. Wasting lagi hidup anda, tidak berguna lagi hidup anda itu.
Salahnya
mengapa anda bekerja di sana, kan di awal sudah diberikan kontrak kerja, sudah
and abaca kontrak itu dan tanda tangan. Kenapa ketika sudah masuk, anda tidak
puas kemudian anda marah-marah? Karena
yang dilakukan berbeda dengan yang dikontrak. Anda sampaikan, anda
komunikasikan. Terus kenapa anda masih di sana, masih dipekerjaan itu? Berarti
anda telah menganiaya diri anda dan aniaya organisasi. Anda tau kan bahwa
organisasi tidak bisa perform karena
anda tidak perform. Jadi anda
menuntut kenaikan gaji tapi anda malas-malasan terus organisasi tidak perform itu karena ulah anda sendiri.
Terus anda masih disitu lagi (-_-“) sampai 5 tahun, 10 tahun.
Ini
seperti awal yang kita bahas, seharusnya kita tau dulu, tujuannya apa, valuesnya apa. Apa pekerjaan saat ini
adalah bagian dari mimpi anda di masa yang akan dating atau anda tidak tau
tujuannya apa. Jadi bagaikan anda sedang menaiki tangga dalam keadaan lampunya
mati, anda mau menginjak satu anak tangga ada rasa fear, ada ketakutan. Karena anda tidak tau, anda mau kemana.
Anda sudah
masuk kecemasan tinggi, anda takut pada sesuatu yang anda tidak tau apa yang
anda takutkan. Hati-hati, makanya dijelaskan kalau anda tidak tau tujuan anda,
tugas anda adalah mencari tau. Bukan akhirnya anda ketakutan kemudian
meninggalkan itu.
Jadi
kalau anda bilang anda stay di sana
yang artinya anda stay dengan perusahaan
yang tak nyaman itu, seharusnya anda tetap berkontribusi yang positif. Kan kita
berbicara hak dan kewajiban, bukan haknya dulu baru kewajiban. Jadi misalnya
kalau anda belum menjalankan kewajiban dengan baik, jangan minta hak anda. Tidak
pantas menurut saya.
Nah jadi disini ada Person – Situation Fit, ada
job fit, culture fit, dan role fit ini yang harus anda perhatikan (lihat gambar
pertama).
Apakah pekerjaan sekarang itu cocok dengan diri anda? Apakah budaya perusahaan itu cocok dengan budaya anda? dan Apakah peran saat ini cocok dengan diri anda?
Jika semua terpenuhi anda akan mendapatkan kepuasan dalam bekerja.
Latar
belakang membuat blog ini untuk memenuhi tugas matakuliah Psikologi Industri
pada semester dua. Tapi apa itu Psikologi Industri? Hal tersebut akan dibahas
di post ini.
Psikologi.
Psikologi
berasal dari Bahasa Yunani “Psyche” yang berarti “Jiwa” dan “Logos” yang
berarti “Ilmu”, dapat diartikan psikologi adalah ilmu kejiwaan. Menurut wikipedia
psikologi adalah sebuah bidang ilmu
pengetahuan dan ilmu terapan yang mempelajari mengenai perilaku dan fungsi
mental manusia secara ilmiah. Lalu apa hubungannya dengan industri hingga
ada yang namanya psikologi industri. Seperti
yang dibahas sebelumnya perusahaan adalah organisasi, yang membentuk sebuah
industri (sebagai wadah untuk mencapai tujuan organisasi), organisasi adalah suatu
kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan
dengan terlibat dengan peraturan yang ada.
Dari
pengertian tersebut dapat dibuat diagram ini.
Dari
beberapa penjelasan tersebut dapat di simpulkan bahwa Psikolog Industri adalah ilmu
yang mempelajari tingkah laku yang muncul dalam sebuah organisasi yang
terbentuk dalam sebuah sistem. Memfokuskan pada pengembangan evaluasi dan
memprediksikan kinerja suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh individidu.
Jadi Psikologi Industri merupakan mediator yang berorientasi pada produktivitas yang dapat digunakan untuk meningkatkan kepuasan kerja serta produktivitas perusahaan dan menjadi penting bagi keberhasilan suatu organisasi.
Lalu apa fungsi psikologi industri?
Seperti yang
terlihat diagram di atas, bahwa sistem menduduki hampir ¼ bagian di dalam
organisasi, sebagai lulusan teknik industri, sangat diharapkan dapat
menciptakan sebuah sistem yang sesuai dengan budaya sebuah organisasi. Karena
hal tersebut mempengaruhi lingkungan
(budaya) di organisasi. Sistem yang tidak cocok dengan budaya organisasi tidak
akan bisa diterapkan, kalaupun dipaksakan hasil dari sistem tersebut tidak
seperti yang diharapkan.
Inilah gunanya,
dalam posisi ini ilmu psikologi industri digunakan untuk membantu pembuatan
sebuah sistem di organisasi dengan mempertimbangkan budaya organisasi tesebut.
Dengan mempertimbangkan berbagai aspek kecil hingga besar. Dan diharapkan
sistem yang dibuat tersebut akan bersifat fleksibel
untuk budaya organisasi di masa sekarang hingga selanjutnya.
Pasti pernah kan berpikir Why is it so hard to find a job? Apalagi
untuk pendatang baru alias yang baru lulus dari salah satu jenjang pendidikan.
Sebenarnya apa sih yang perusahaan cari hingga mereka tidak melirik kita
sedikitpun.
Tapi pernah ga sih terlintas di
pikiran kalian kalau sebenarnya perusahaan pun juga sulit mencari pekerja yang sesuai
atau memenuhi kualifikasi untuk mengisi kekosongan, meskipun jutaan
pengangguran sedang mencari pekerjaan tersebut.
Mungkin kalian menganggap untuk
mendapatkan pekerjaan hanya perlu modal skill
atau kemampuan atau sertifikat kompetensi yang kalian bawa-bawa di dalam
map coklat untuk melamar perkerjaan. Itu tidak salah tapi juga tidak dapat
dibenarkan, karena nyatanya perusahaan memprioritaskan pelamar kerja dengan
sikap yang baik (yang dapat diterima di lingkup perusahaan tersebut) untuk
bekerja daripada keterampilan yang tercantum di CV kalian. Perusahaan akan
mempekerjakan seseorang yang tidak memiliki satu set lengkap keterampilan
tetapi menampilkan sikap yang baik daripada pelamar lain dengan keterampilan
sempurna tapi yang tidak memiliki sikap dan pola pikir yang benar.
Perusahaan adalah sebuah organisasi.
Organisasi yaitu suatu kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan
bersama yang diinginkan dengan terlibat dengan peraturan yang ada. Dari
pernyataan tersebut dapat diketahui bahwa hal utama yang dibutuhkan perusahaan
untuk mencapai tujuan adalah sebuah kerja sama dan sikap yang memenuhi
peraturan di perusahaan tersebut.
Ingat - tidak ada 'saya' dalam tim, tetapi tim memiliki 'saya' di dalamnya.
Ini adalah tugas besar perusahaan
untuk bisa menemukan orang yang tepat. Sering perusahaan yang lebih fokus pada
keterampilan teknis pelamar dalam beberapa bulan mereka akan menggaruk-garuk
kepala mereka bertanya-tanya mengapa karyawan baru yang memukau dalam wawancara
(hanya dalam keterampilan teknis) tidak berhasil.
Perusahaan memberikan peringkat enam besar sikap yang penting yaitu
"komitmen, kejujuran, kepercayaan, kemampuan beradaptasi, bertanggung jawab, dan loyalitas."